MEMBANGUN,
MELAKSANAKAN, DAN MEMELIHARA PROYEK SISTEM
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas matakuliah
Sistem
Informasi Akuntansi
Yang
dibina oleh Ibu Dyah Aju Wardani
Oleh
409422421139 RIRIS SETYA UTARY
409422421818 SAFANTI WINDASARI
409422424754 TRIYAS KUMALASARI


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
November
2010
MEMBANGUN,
MELAKSANAKAN, DAN MEMELIHARA PROYEK SISTEM
A.
Pengembangan Sistem Secara Internal
Perusahaan
biasanya memperoleh sistem melalui dua cara, yaitu:
1. Mengembangakn sistem khusus secara internal
melalui berbagai aktivitas pengembangan sistem yang formal
2. Membeli sistem komersial dari pemasok peranti
lunak.
Para pemasok melayani perusahaan
perusahaan yang memiliki kebutuhan informasi umum. Biasanya, perusahaan klien
mereka memiliki praktek bisnis yang begitu terstandardisasi, sehingga
perusahaan-perusahaan tersebut dapat membeli sistem informasi yang telah siap
desainnya dan nmenggunakannya dengan sedikit atau tanpa modifikasi.
Berbagai alat untuk meningkatkan pengembangan
sistem.
SDLC
(Sklus Hidup Pengembangan Sistem) dicemari oleh tiga masalah yang menyebabkan
kegagalan dalam kebanyakan sistem:
1.
Kebutuhan sistem yang tidak dispesifikasikan dengan baik.
Karena pengembangan sistem bukanlah ilmu
pasti, sehingga berbagai kesalahan dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan
dan masalah, ide-ide baru berkembang ketika sifat dasar masalah sesungguhnya
terbuka, dan orang-orang dengan mudah berubah pikiran mengenai apa sesungguhnya
mereka inginkan serta butuhkan dari sistem terkait.
2.
Teknik Pengembangan yang tidak efektif.
Maslah ini diperberat dengan adanya teknik
penyajian, dokumentasi, dan modifikasi spesifikasi sisistem yang tidak efektif.
3.
Kurangnya keterlibatan pengguna dalam pengembanagan sistem.
Hal ini sering muncul masalah bisnis karena desain
sistem mencerminkan persepsi analisnya atas kebutuhan informasi, bukan atas
persepsi para akuntan atau pengguna lainnya. Sistem sering kali tidak memiliki
pengendalian dan jejak audit yang memadai.
Pembuatan
Prototipe
Pebuatan
prototipe adalah teknik yang memberikan pengguna versi awal dari sistem.
Tujuannya
adalah untuk menyajikan spesifikasi fungsional yang tidak ambigu, yang
berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan belajar, serta akhirnya akan berubah
menjadi sebuah sistem yang diimplementasikan secara penuh. Ketika digabungkan
dalam tahapan awal SDLC pembuatan prototype adalah alat yang efektif untuk
menentukan kebutuhan pengguna. Jika kebutuhan tersebut telah ditetapkan,
prototype akan dibuang dan akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi
terstruktur, seperti siostem akuntansi.
Pendekatan Case
Teknologi
computer-aided software engineering (CASE) adalah berbagai produk piranti lunak
komersial yang terdiri atas berbagai aplikasi yang sangat terintegrasi dan yang
mendukung berbagai aktivitas SDLC. Metodologi ini dikembangkan untuk
meningkatkan produktivitas para professional sistem, memperbaiki kualitas
desain sistem, dan mempelancar SDLC.
Kebanyakan
produk CASE terdiri atas beberapa alat atau aplikasi atas dan bawah. Alat CASE
atas mendukung berbagai aktivitas konseptual analisis dan desain. Alat CASE
bawah mendukung berbagai aktivitas fisik yang berkaitan dengan pemrograman
aplikasi dan pemeliharaan sistem. Alat CASE digunakan untuk menetapkan
kebutuhan pengguna, menciptakan basis data fisisk dari diagram ER konseptual,
menghasilkan spesifikasi desain sistem, secara otomatis menghasilkan kode
program komputer, dan memfasilitasi pemeliharaan program yang dibuat melalui
teknik CASE atau non-CASE.
Diagram Pert
Teknik
evaluasi dan tinjauan proyek (project
evaluation and review technique-PERT)
adalah
alat untuk menunjukkan hubungan antar berbagai aktivitas penting yang membentuk
gagasan serta proses pelaksanaan.
Prinsip
utama diagram ini adalah:
1. Aktivitasà pekerjaan yang harus diselesaikan dalam
proyek tersebut. Berbagai pekerjaan ini diberi label (dan diber huruf A sampai
L) diatas garis.
2. Peristiwa yang menandai penyelesaian sebuah
aktivitas dan awal aktivitas berikutnya. Peristiwa dalam diagram ini diberi
angka 1 hingga 9.
3. Jalurà jalur dalam diagram yang menghubungkan
berbagai peristiwa dari awal hingga akhir.
4. Jalur kritisà jalur dengan waktu keseluruhan yang
tertinggi. Jalur kritis dalam proyek ini adalah C-F-G-J-L, dengan waktu total
20 (4+5+3+4+4) minggu.
Diagram Gantt
Diagram Gantt adalah diagram batang horizontal
yang menyajikan waktu secara horizontal dan aktivitas secara vertikal.
Diagram
gantt banyak digunakan karena dapat menunjukkan status saat ini suatu proyek
dalam waktu singkat.
B.
Membentuk Sistem
Tujuan utama dari tahap pembentukan adalah
untuk mendesain dan mengembangkan peranti lunak yang siap untuk diuji dan
disediakan bagi komunitas pengguna. Tahap ini melibatkan pemodelan sistem,
pemrograman aplikasi, dan pengujian aplikasi. Desain dan pemrograman sistem
yang modern mengikuti salah satu dari dua pendekatan ini: pendekatan
terstruktur dan pendekatan berorientasi objek.
Ø Pendekatan desain terstruktur
Pendekatan desain terstruktur adalah cara yang
kaku untuk mendesain sistem dari atas ke bawah. Pendekatan ini dimulai dengan
“gambaran umum” dari sistem yang
diusulkan dan yang secara bertahap didekomposisi menjadi lebih terperinci
sampai benar-benar dipahami seluruhnya. Dalam pendekatan ini, proses bisnis
yang didesain biasanya didokumentasi berdasarkan aliran data dan diagram
struktur.
Ø Pendekatan berorientasi objek
Pendekatan
desain berorientasi objek adalah untuk
membangun sistem informasi dari komponen standar atau objek yang dapat
digunakan kembali. Pendekatan ini dapat disamakan dengan proses membuat mobil.
Contohnya tiap model mobil yang diproduksi oleh sebuah pabrik mobil tertentu
dapat saja menggunakan jenis mesin, gigi, alternator, as roda, radio, dan
sebagainya, yang sama. Beberapa dari komponen mobil tersebut akan menjadi
produk-produk standar industry yang digunakan oleh produsen mobil lainnya.
Elemen pendekatan desain berorientasi objek
Karakteristik
khusus dalam pendekatan desain berorientasi objek ini adalah baik data dan
logika pemrograman, seperti uji integritas, aturan akuntansi, dan prosedur
pembaruan, disatukan dalam modul untuk mewakili objek.
Objekà objek sama dengan kata benda. Contohnya
pemasok, pelanggan, persediaan, dan akun, semuanya adalah objek. Berbagai objek
ini memiliki dua karakteristik: atribut dan metode. Atribut adalah data yang
menjelaskan objek. Metode adalah tindakan yang dilakukan terhadap atau oleh
objek yang dapat mengubah atributnya.
Class
dan Instanceà kelas objek adalah pengelompokan lopgis berbagai objek yang memiliki
atribut dan metode yang sama. Instance adalah sebuah keberadaan objek dalam
sebuah kelas.
Warisanà warisan berarti tiap instance objek mewarisi
berbagai atribut dan metode kelas di mana instance tersebut berada. Contohnya
semua instance dalam hierarki kelas persediaan berbagai atribut yang sama dalam
hal nomor barang, keterangan, dan jumlah barang di gudang. Berbagai atribut ini
akan ditetapkan sekali dan hanya sekali untuk objek persediaan. Karena desain
berorientasi objek mendukung tujuan penggunaan kembali, bagian dari sistem,
atau keseluruhan sistem, dapat pula dibuat dari modul yang telah ada. Contohnya sistem di masa mendatang yang dapat
saja membutuhkan atribut dan metode yang ditentukan oleh modul pengendalian
yang ada, dapat mewrisinya dengan cara difungsikan sebagai objek subkelas.
Terakhir pendekatan berorientasi objek ini menawarkan potensi peningkatan
keamanan daripada model terstruktur. Fungsionalitas (perilaku) tiap objek
ditentukan berdasarkan kumpulan metodenya, yang akan membentuk dinding kode
yang tidak dapat dimasuki di sekeliling datanya. Artinya data internal objek
terkait dapat diubah hanya melalui berbagai metodenya. Akses langsung ke
struktur internal objek tidak diizinkan.
Ø Desain sistem
Tujuan
dari tahap desain adalah untuk menghasilkan gambaran terperinci sistem yang
diusulkan, yang akan memenuhi kebutuhan sistem yang diidentifikasi selama
analisis sistem, dan yang sesuai dengan desain konseptualnya. Dalam tahap ini,
semua komponen sistem tampilan pengguna, tabel basis data, proses, dan
pengendaliannya akan ditetapkan secara sangat hati-hati dan terperinci. Pada
akhir tahap ini, berbagai komponen tersebut akan disajikan secara formal dalam
laporan desain yang terperinci. Laporan ini terdiri atas satu rangkai “ cetak
biru” yang menentukan format layar input, tata letak laporan output, struktur
basis data, dan logika proses. Rencana yang telah dilengkapi ini kemudian akan
diteruskan ke tahap akhir dalam SDLC.
Urutan desain
Tahap
desain sistem dalam SDLC mengikuti sebuah rangkaian urutan peristiwa: membuat
model data proses bisnis, menentukan tampilan konseptual pengguna, mendesain
tabel basis data yang dinormalisasi, mendesain tampilan fisik pengguna,
mengembangkan model proses, menentukan pengendalian sistem, dan melakukan
percobaan awal sistem.
Pendekatan iteratif
Karakteristik ini memiliki implikasi
pengendalian bagi akuntan dan pihak manajemen. Contohnya isu pengendalian yang
sebelumnya dapat diatasi mungkin akan perlu dilihat kembali sebagai akibat dari
adanya perubahan dalam desain.
Ø Pemodelan data, tampilan konseptual, dan tabel
yang dinormalisasi
Pemodelan
data adalah kegiatan merumuskan kebutuhan data proses bisnis sebagai model
konseptual. Instrument utama dokumentasi yang digunakan dalam pemodelan data
adalah diagram relasi entitas. Teknik ini digunakan untuk menunjukan berbagai
entitas atau objek data dalam sistem.
Ø Mendesain tampilan fisik pengguna
Tampilan
fisik adalah berbagai media yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyajikan
data. Media-media ini meliputi laporan output, dokumen, dan layar input. Sisa
bagian ini akan berhubungan dengan sejumlah isu yang berkaitan dengan desain tampilan
fisik pengguna.
Mendesain tampilan output
Output
adalah informasi yang dihasilkan oleh sistem untuk mendukung berbagai pekerjaan
dan keputusan pengguna. Pada tingkat pemrosesan transaksi, output cenderung
menjadi sangat detail. Sistem siklus pendapatan dan pengeluaran menghasilkan
berbagai laporan pengendalian untuk manajemen tingkat yang lebih rendah dan
dokumen operasional untuk mendukung aktivitas harian. Sistem siklus konversi
menghasilkan berbagai laporan untuk penjadwalan produksi, mengelola persediaan,
dan manajemen biaya. Sistem-sistem ini juga menghasilkan dokumen untuk
pengendalian proses produksi.
Sistem
buku besar atau pelaporan keuangan dan sistem pelaporan manajemen menghasilkan
output yang lebih ringkas. Para pengguna yang dituju sistem ini adalah pihak
manajemen, pemegang saham, dan berbagai pihak lainnya yang berkepentingan di
luar perusahaan. GL/FRS adalah sistem laporan wajib yang menghasilkan berbagai
laporan formal yang diisyaratkan oleh hukum. Laporan-laporan ini termasuk
laporan keuangan, pengembalian pajak, dan berbagai laporan lainnya yang diminta
oleh berbagai lembaga pemerintah. Kebutuhan output GL/FRS cenderung dapat
diprediksi dan stabil dari waktu ke waktu serta antar organisasi.
Sistem
laporan manajemen melayani berbagai kebutuhan pihak manajemen pengguna
internal. MRS menghasilkan berbagai laporan yang sangat terkait dengan masalah
dan sangat berbeda di antara entitas bisnis.
Atribut output
Tampilan
output harus memiliki berbagai atribut antara lain:
Relevanà Setiap
elemen dalam output informasi harus mendukung keputusan atau pekerjaan
penggunanya.
Ringkasanà Tingkat ringkasan akan makin tinggi ketika
arus informasi menuju ke atas dari para manajer tingkat yang lebih rendah ke
pihak manajemen puncak.
Beerorientasi
pada pengecualianà Laporan pengendalian operasi harus mengidentifikasi berbagai
aktivitas yang akan keluar dari kendali dan mengabaikan berbagai aktivitas yang
berfungsi dalam batas normal.
Tepat
waktuà Informasi yang tepat waktu, yang cukup akurat dan lengkap, lebih
berharga daripada informasi sempurna yang terlambat disampaikan hingga menjadi
tidak berguna. Oleh karenanya, system harus menyediakan pengguna informasi yang
cukup tepat waktu untuk mendukung tindakan yang dibutuhkan.
Akuratà Output informasi harus bebas dari kesalahan
yang penting. Kesalahan penting adalah kesalahan yang menyebabkan pengguna
melakukan tindakan yang salah atau gagal mengambil tindakan yang benar. Dokumen
operasional dan laporan pengendalian tingkat rendah biasanya membutuhkan
tingkat akurasi yang tinggi. Akan tetapi untuk laporan perencanaan tertentu dan
laporan yang mendukung pengambilan keputusan yang cepat, desainer system
mungkin harus mengorbankan akurasi untuk menghasilkan informasi yang tepat
waktu.
Lengkapà Informasi harus lengkap, idealnya tidak ada
satu pun bagian informasi penting bagi pekerjaan atau keputusan yang tidak ada
dalam output.
Menyeluruhà output informasi hatrus disajikan sekomplit
mungkin dalam laporan atau dokumen.
Teknik
laporan outputà Terdapat berbagai perbedaan dalam kognitif antara para manajer, para
desainer system harus menetukan jenis output dan format yang paling berguna
bagi pengguna.
Ø Mendesain tampilan input
Tampilan input data
digunakan untuk menangkap berbagai fakta yang relevan dengan sumber daya,
peristiwa, dan pelaku yang terlibat dalam berbagai transaksi proses bisnis. Di
bagian ini input dibagi ke dalam dua
golongan: input salinan fisik dan input elektronik.
Mendesain input salinan fisik
1. Penanganan à Formulir input adalah bagian dari jejak audit
dan harus dipelihara dalam bentuk yang dapat dibaca. Jika formulir tersebut
dapat disalahgunakan secara fisik, maka harus dibuat di ats kertas yang
berkualitas tinggi.
2. Penyampaianà Data yang ditulis di atas kertas yang
berkualitas rendah dapat menjadi kabur dalam kondisi yang ekstrem. Sekali lagi,
data ini mungkin memiliki implikasi jejak audit. Pertimbangan lain yang
berhubungan adalah perlunya melindungi formulir dari penghapusan.
3. Jumlah Salinanà Dokumen sumber sering kali dibuat dalam
beberapa salinan untuk memicu beberapa aktivitas secara simultan dan untuk
dasar rekonsiliasi.
4. Ukuran formulirà Rata-rata jumlah fata yang ditangkap untuk
tiap transaksi mempengaruhi ukuran formulir.
5. Desain formulirà terdapat dua teknik yang baik dalam desain
formulir yaitu melalui zona dan instruksi melekat.
6. Zonaà Area dalam formulir yang berisi data terkait.
Setiap zona harus dibentuk dari garis, judul, dan kotak, yang membantu mata pengguna
untuk menghindari kesalahan atau tidak tercantumnya data tertentu.
7. Instruksi Melekatà Berada dalam bagian formulir itu sendiri dan
bukan merupakan lembar terpisah. Penting untuk menempatkan instruksi secara
langsung dalam area yang berhubungan dengan instruksi tersebut. Jika suatu
instruksi berkaitan dengan keseluruhan formulir, maka harus diletakkan di
bagian atas formulir. Intruksi harus singkat dan tidak ambigu.
8. Mendesain Input Elektronikà Teknik input elektronik terbagi dalam dua
jenis dasar yaitu input dari dokumen sumber serta input langsung.
Ø Mendesain Proses Sistem
Setelah
tabel basis data dan tampilan pengguna telah didesain, kita siap untuk
mendesain komponen proses. Tahap ini dimulai dengan DFD yang dihasilkan dalam
tahap desain umum. Tergantung dari keluasan aktivitas yang dilakukan dalam
tahap desain umum, sistem dapat dispesifikasikan pada tingkat konteks atau
dapat diperbaiki dalam DFD tingkat yang lebih rendah. Pekerjaan utama adalah
mendekomposisi DFD yang ada ke tingkat perincian yang akan berfungsi sebagai
dasar untuk membuat diagram struktur. Diagram struktur akan memberikan cetak
biru bagi penulisan berbagai modul program yang sesungguhnya.
Pendekatan Modular
Pendekatan Modular
melibatkan pengaturan sistem dalam hierarki berbagai modul kecil terpisah, yang
masing-masing melakukan satu pekerjaan. Mendesain modul dengan benar
membutuhkan dua atribut yaitu dipasangkan secara bebas dan memiliki kohesi yang
tinggi. Perangkaian (coupling) mengukur tingkat interaksi antara modul-modul.
Interaksi adalah pertukaran data antarmodul. Modul yang dipasangkan secara
bebas bersifat independen dari modul-modul lainnya.
Kohesi (cohesion) merujuk
pada jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh suatu modul. Kohesi yang kuat artinya
tiap modul melakukan sebuah pekerjaan yang telah dibentuk dengan baik. Berbagai
pekerjaan ini akan dilakukan oleh modul-modulyang berbeda.
Modul Sistem Pseudokode
Pseudokode dapat digunakan
untuk menjelaskan fungsi dari Modul F. Modul ini mengotorisasi pembayaran utang
usaha dengan memalidasi berbagai dokumen pendukungnya.
Penggunaan pseudokode untuk
menentukan fungsi modul memiliki dua keuntungan. Pertama, desainer dapat
menyatakan logika terperinci modul tersebut, apa pun bahasa pemrograman yang
digunakan. Kedua, walaupun pengguna akhir kurang memilki keahlian pemrograman,
dia dapat secara aktif terlibat dalam tahap teknis.
Ø Mendesain Pengendalian Sistem
Ini
adalah tahap terakhir dari tahap desain yaitu meliputi pengendalian pemrosesan
computer,pengendalian basis data, pengendalian manual atas input ke dan output
dari sistem, serta pengendalian atas lingkungan operasional (contohnya,
pengendalian pemrosesan data terdistribusi)
Ø Melakukan Percobaan Desain Sistem
Setelah
menyelesaikan desain terperinci, tim pengembangan biasanya melakukan percobaan (walkthrough) desain sistem
untuk memastikan bahwa desain tersebut bebas dari kesalahan konseptual yang
dapat terprogram masuk ke dalam swistem akhirnya. Banyak perusahaan melakukan
percobaan formal dan terstruktur yang dilakukan oleh kelompok penjamin
kualitas. Ini adalah kelompok programmer, analisis independen, pengguna, dan
auditor internal.
Meninjau Dokumentasi Sistem
Laporan
desain terperinci (detailed design report) melaporkan dan menjelaskan sistem.
Laporan ini menjadi :
1. Desain semua output layar, laporan, dan
dokumen operasional.
2. Diagram ER yang menjelaskan hubungan berbagai
data dalam sistem.
3. Bentul normal ketiga desain untuk berbagai
tabel basis data yang menspesifikasikan semua elemen data.
4. Kamus data (data dictionary) yang diperbarui
yang menjelaskan masing-masing elemen data dalam basis data.
5. Desain untuk semua input layar dan dokumen
sumber untuk sistem tersebut.
6. Diagram konteks untuk keseluruhan sistem.
7. Diagram arus data tingkat bawah dari proses
sitem tertentu.
8. Diagram struktur untuk berbagai modul program
dalam sistem, termasuk penjelasan pseudokode untuk tiap modul.
Ø Program Aplikasi Peranti Lunak
Tahap
berikutnya dalam pengembangan secara internal adalah memilih bahasa
pemrogramana dari berbagai jenis nahasa yang tersedia dan sesuai untuk
aplikasi. Bahasa-bahasa tersebut meliputi bahasa procedural seperti COBOL,
bahasa yang digerakkan oleh peristiwa seperti isual basic, atau bahasa
pemrograman berorientasi objek (OOP) seperti Java atau C++. Bagian ini
menyajikan gambaran umum secara singkat berbagai pendekatan pemrograman. Para
professional sistem akan membuat keputusan mereka berdasarkan pada standar,
arsitektur, dan kebutuhan pengguna di perusahaan.
C.
Melaksanakan
Sistem
Dalam
tahap ini, struktur basis data diisi dengan data, perlengkapan dibeli dan
diinstalasi, para karyawan dilatih, dan sistem didokumentasikan. Tahap ini
diakhiri dengan pelepasan sistem yang baru tersebut dan penghentian sistem yang
lama.
Proses implementasi melibatkan
berbagai usaha para desainer, programer, administrator basis data, pengguna,
dan akuntan. Semua langkah dalam tahap ini mengharuskan menejemen yang
hati-hati. Akan tetapi tidak semua langkah merupakan bagian dari implementasi
sistem, dan tidak semuanya merupakan kekhawatiran para akuntan. Bagian ini
difokuskan pada berbagai aktivitas yang memiliki implikasi terbesar langsung
atas para akuntan dan auditor.
·
Menguji
Keseluruhan Sistem
Ketika
semua modul telah dikodekan dan diuji, maka modul-modul tersebut harus
disatukan dan diuji sebagai satu kesatuan. Personel pengguna harus melaksanakan
pengujian untuk keseluruhan sistem sebagai pembuka dari pelaksanaan sistem
secara formal. Prosedur tersebut melibatkan pengguna sistem untuk memproses
data fiktif. Output dari sistem ini kemudian akan direkonsiliasi dengan hasil
yang telah ditetapkan, dan uji tersebut akan didokumentasikan sebagai bukti
kinerja sistem tersebut. Terakhir, ketika mereka yang melakukan pengujian puas
dengan hasilnya, sebuah dokumen penerimaan formal akan diisi. Dokumen ini
adalah pengakuan secara eksplisit oleh pengguna bahwa sistem yang sedang diuji
tersebut memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditetapkan.
Menyimpan
Data Uji
Pembuatan
data uji adalah aktivitas yang berulangdan memakan waktu. Data-data ini dapat
disimpan untuk digunakan dimasa mendatang oleh auditor selama peninjauan
sistem. Dengan menyimpan adata uji, kita membuat apa yang disebutsebagai kasus
dasar (base case), yang mendokumentasikan cara sistem dijalankan pada suatu periode
waktu. Pada suatu saaat dimasa mendatan, data kasus dasar harus menghasilkan
berbagai hasil yang sama. Kasus dasar memberikan titik referensi untuk
menganalisis berbagai pengaruh perubahan sistem dan meringankan beban untuk
membuat data uji.
·
Mendokumentasikan
Sistem
Dokumentasi sitem
menjelaskan bagaimana sistem bekerja.
·
Mengonversi
Basis Data
Konversi basis data
(database conversion) adalah langkah yang sangat penting dalam tahap
implementasi. Langkah ini meliputi transfer data dari bentuk sekarang ke dalam
format atau media yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Tingkat konversi
tergantung pada lompatan teknologi dari sistem yang lama ke sistem yang baru.
Beberapa aktivitas konversi sangat banyak membutuhkan tenaga kerja, karena
mengharuskandata dimasukkan ke basis data baru secara manual. Berikut adalah
hal-hal yang harus diperhatikan :
1.
Validasi. Basis data yang lama harus divalidasi
sebelum dikonversi.
2.
Rekonsiliasi. Setelah tindakan konversi, basis data
yang baru harus direkonsiliasi dengan yang lama.
3.
Cadangan. Salinan file asli harus disimpan sebagai
cadangan jika terjadi penyimpangan dalam data yang dikonversi.
·
Konversi ke Sistem Baru
Proses konversi dari
sistem lama ke sistem yang baru disebut sebagai perpindahan (cutover).
Perpindahan sistem biasanya akan berdasarkan pada salah satu dari tiga
pendekatan ini, yaitu cold turkey, bertahap, atau operasi paralel.
1.
Perpindahan
Dalam perpindahan
cold turkey , perusahaan berpindah dari sistem yang baru dan secara simultan
menghentikan sistem yang lama. Jika mengimplementasikan sistem yang sederhana,
seringkali pendekatan ini adalah pendekatan yang termudah dan paling murah.
Untuk sistem yang lebih kompleks, pendekatan ini paling beresiko. Perpindahan
cold turkey adalah sama dengan terjun payung tanpa perasut cadangan.
2.
Perpindahan Bertahap
Perpindahan bertahap
akan memulai pengoperasian sistem baru dalam beberapa modul. Dengan membuat
sistem baru beroperasi secara bertahap dalam modul, maka resiko kegagalan
sistem yang merupakan masalah besar, dapat dikurangi. Akan tetapi, pendekatan
bertahap ini dapat menimbulkan ketidaksesuaian antara subsistem baru dengan
subsistem lama yang belum diganti. Masalah ini dapat diatasi dengan
mengimplementasikan sistem konversi khusus yang menyediakan antarmuka sementara
selama periode perpindahan
3.
Perpindahan Operasi Paralel
Perpindahan Operasi
Paralel melibatkan pengoperasian sistem lama dan sistem baru secara simultan
selama suatu periode waktu tertentu. Keuntungan dari perpindahan paralel ini
adalah pengurangan resiko. Dengan menjalankan dua sistem, pengguna dapat
merekonsiliasi kesalahan dan melakukan debug atas kesalahan sebalum menjelaskan
sistem yang baru saja. Operasi paralel biasanya harus dilakukan untuk satu kali
siklus bisnis, contohnya selama sebulan. Hal ini akan memungkinkan pengguna
merekonsiliasi kedua output pada akhir masa siklus sebagai ujian akhir dari
fungsi sistem.
·
Tinjauan Pasca Implementasi
Tahap akhir dalam
tahap implementasi sesungguhnya terjadi beberapa bulan kemudian dalam tinjauan
pascaimplementasi. Tujuannya adalah untuk mengukur keberhasilan sistem tersebut
dan proses setelah masalah diatasi. Walaupun para ahli sistem sangat dingin
menghasilkan sistem yang sesuai anggaran, tepat waktu, dan dapat memenuhi
kebutuhan para penggunanya, hal ini tidak selalu terjadi. Tinjauan
pascaimplementasi atas sistem yang baru diinstalasi dapat memberikan pandangan
ke dalam cara-cara memperbaiki proses untuk sistem baru di masa mendatang.
·
Peran Akuntan
Peran akuntan dalam
pembentukan dan pelaksanaan di SDLC adalah signifikan. Kebanyakan kegagalan
sistem disebabkan karena desain yang tidak baik dan implementasi yang tidak
benar. Sebagai pemegang kepentingan dalam semua sistem keuangan, para akuntan
harus menerapkan keahlian mereka dalam proses ini untuk membimbing dan
membentuk sistem yang jadi. Secara khusus, para akuntan harus terlibat dalam
masalah berikut :
1.
Memberikan Keahlian Teknis
Tahap desain
terperinci spesifikasi barbagai prosedur, aturan, dan konersi yang akan
digunakan dalam sistem tersebut. Dalam hal SIA, berbagai spesifikasi ini harus
sesuai dengan GAAP, GAAS, dan peraturan SEC, serta aturan IRS. Kegagalan untuk
menaatinya dapat mengarah pada tuntutan hukum pada perusahaan. Contohnya,
memilih metode depresiasi atau teknik penilaian aktiva yang benar membutuhkan
latar belakang teknis yang tidak selalu dimiliki oleh para professional sistem.
Para akuntan harus memberikan keahlian ini dalam proses desain sistem.
2.
Menentukan Standar Dokumentasi
Dalam tahap
implementasi, akuntan memainkan peran penting dalam menentukan dokumentasi
sistem. Karena sistem keuangan harus diaudit secara berkala, sistem tersebut
harus cukup terdokumentasikan. Akuntan harus secara aktif mendorong ketaatan
pada berbagai standar dokumentasi yang berlaku.
3.
Memverifikasi Kecukupan Pengendalian
Pengendalian dapat
diprogram atau merupakan prosedur manual. Beberapa pengendalian adalah bagian
dari operasi rutin sistem, sementara lainnya adalah tindakan khusus yang
mendahului, mengikuti, atau mengawasi pemrosesan rutin.
D. Tren dalam Peranti Lunak Komersial
Empat
faktor yang merangsang pertumbuhan pasar peranti lunak komersial adalah :
1.
Biaya peranti lunak komersial relatif rendah jika dibandingkan dengan peranti lunak
yang telah disesuaikan
2.
Berkembangnya pemasok dengan spesialisasi industri tertentu
yang menargetkan peranti lunaknya sesuai kebutuhan jenis bisnis tertentu
3.
Berkembangnya permintaan dari perusahaan yang
terlalu kecil untuk mampu memiliki staf pengembangan sistem secara internal
4.
Tren menuju perampingan unit perusahaan serta
perpindahan menuju lingkungan pemrosesan data terdistribusi, yang membuat
pilihan peranti lunak komersial lebih menarik untuk perusahaan besar.
Sistem
Siap Pakai
Sistem
siap pakai (turnkey system) adalah sistem yang telah jadi dan telah di uji dan
siap untuk diimplementasikan. Seringkali sistem ini adalah sistem bertujuan
umum atau sistem khusus untuk industri tertentu. Sistem siap pakai biasanya
dijual hanya sebagai kompilasi modul program, dan para pengguna memiliki
kemampuan terbatas untuk menyesuaikan sistem semacam ini dengan kebutuhan
khusus mereka. Beberapa sistem siap pakai memiliki pilihan peranti lunak yang
memungkinkan penggunanya menyesuaikan input, output, dan beberapa pemrosesan
melalui pilihan menu. Pemasok sistem siap pakai lainnya akan menjual ke pelanggan
mereka berupa kode sumber (source code) program tersebut jika dibutuhkan
perubahan atas program. Contoh sistem siap pakai yaitu Sistem Akuntansi Umum,
Sistem Bertujuan Khusus, dan Sistem Otomasisasi Kantor.
Sistem
Backbone
Sistem
backbone menyediakan struktur sistem dasar yang dapat dikembangkan. Sistem
backbone dilengkapi dengan semua modul pemrosesan utama yang telah diprogram.
Pemasoknya mendesain dan memprogram antarmuka pengguna agar sesuai dengan
kebutuhan klien. Pendekatan ini dapat menghasilkan sistem yang sangat
disesuaikan. Akan tetapi, menyesuaikan sistem adalah kegiatan yang mahal dan
memakan waktu. Banyak pemasok menggunakan desain sistem berorientasi objek,
yang memanfaatkan berbagai modul yang dapat digunakan kembali, hingga dapat mengurangi
biaya pembuatan khusus sistem bagi pengguna.
Sistem
yang didukung Pemasok
Sistem
yang didukung pemasok adalah gabungan dari sistem yang disesuaikan dengan
peranti lunak komersial. Dalam pendekatan ini, pemasok mengembangkan (dan
memelihara) sistem yang telah disesuaikan untuk para kliennya. Sistem itu
sendiri adalah produk yang disesuaikan, tetapi layanan pengembangan sistem
disediakan secara komersial.
Sistem
ERP
Sistem
ERP sulit untuk diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori tertentu karena sistem
ini memilikisemua karakteristik yang disebutkan diatas. Sistem ini adalah
sistem yang telah ditulis dan yang kadang diimplementasikan seperti aplikasi
siap pakai. Sistem ERP seringkali merupakan paket peranti lunak yang didukung
oleh pemasok dan yang diinstalasi oleh penyedia layanan dari luar perusahaan.
Keuntungan Peranti Lunak
Komersial
Waktu
Implementasi
Sistem
peranti lunak komersial kecil dapat diimplementasikan hapir secara instan
setelah mengenali kebutuhan perusahaan. Pengguna tidak perlu menunggu.
Keseluruhan ERP akan membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa tahun,
tetapi ini masih lebih cepat daripada yang dibutuhkan untuk pengembangan secara
internal atau outsourcing.
Biaya
Biaya
pengembangan secara internal dapat secara keseluruhan digunakan oleh satu
pengguna. Akan tetapi karena biaya peranti lunak komersial disebarkan ke banyak
pengguna, biaya per unitnya dapat turun hingga jauh lebih kecil daripada biaya
pengembangan sistem secara internal.
Keandalan
Kebanyakan
peranti lunak komersial telah diuji secara menyeluruh sebelum dirilis ke pasar.
Kesalahan sistem apa pun yang tidak terungkap selama pengujian akan ditemukan
oleh perusahaan penggunanya, segera setelah rilis dan akan diperbaiki. Walaupun
tidak ada sistem yang dijamin bebas dari kesalahan daripada sistem yang sama,
yang dikembangkan secara internal.
Kelemahan Peranti Lunak Komersial
Independensi
Membeli
sistem yang didukung pemasok membuat perusahaan tergantung pada pemasok untuk
pemeliharaannya. Pengguna menghadapi risiko bahwa pemasok akan berhenti
mendukung sistem tersebut atau bahkan bangkrut. Hal ini mungkin adalah
kelemahan utama dari sistem yang didukung pemasok.
Kebutuhan
akan Penyesuaian Sistem
Keuntungan
utama dari pengembangan sistem secara internal adalah kemampuan untuk
menghasilkan aplikasi hingga spesifikasi yang tepat. Keuntungan ini juga
menjelaskan kelemahan peranti lunak komersial. Kadang, kebutuhan pengguna unik
dan rumit, sedangkan peranti lunak komersial yang ada terlalu umum atau terlalu
kaku.
Pemeliharaan
Sistem
informasi bisnis mengalami banyak perubahan. Jika kebutuhan pengguna berubah,
maka mungkin akan sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mengubah peranti lunak
komersial. Di pihak lain, pengembangan secara internal memberikan pengguna
aplikasi terbatas pada yang dapat dipelihara.
PEMELIHARAAN
DAN DUKUNGAN
Pemeliharaan
melibatkan implementasi versi peranti lunak terbaru dari peranti lunak
komersial dan membuat modifikasi internal atas sistem yang ada untuk
mengakomodasi berbagai perubahan kebutuhan pengguna. Pemeliharaan dapat
relative sulit seperti memodifikasi aplikasi untuk menghasilkan laporan baru,
atau yang lebih luas seperti pemrograman fungsi baru ke dalam sistem.
Beberapa perusahaan melihat layanan
pemeliharaan sistem sebagai aktivitas komoditas yang harus dilakukan outsourcing ke pemasok pihak ketiga
dengan dasar tawaran rendah. Justifikasi yang mendasari keputusan ini adalah
manfaat ekonomi jangka pendek. Dengan melakukan pemeliharaan dan dukungan outsourcing, menejemen dapat menyalurkan
sumber daya keuangan perusahaan ke dalam kompetensi inti perusahaan. Sayangnya,
mengisolasi aktivitas pemeliharaan dari perusahaan juga mengganggu arus
pengetahuan yang berkaitan dengan sistem yang mungkin menjadi kepentingan
strategis bagi perusahaan tersebut.
Dukungan
Pengguna
Biasanya,
titik pertama kontak untuk transfer data semacam ini adalah melalui fungsi
dukungan pengguna. Dukungan pengguna meliputi layanan bantuan, pelatihan bagi
pengguna, dan pendidikan, serta secara formal mendokumentasikan umpan balik
dari pengguna, berkaitan dengan berbagai masalah dan kesalahan sistem. Untuk
memfasilitasi pengumpulan dan analisis data, sistem manajemen pengetahuan
adalah alat pemeliharaan yang efektif.
Manajemen
Pengetahuan dan Memori Kelompok
Manajemen
pengetahuan adalah konsep yang terdiri atas empet proses dasar yaitu
mengumpulkan, mengatur, memperbaiki dan mempersebarluaskan. Mengumpulkan adalah
membawa data masuk ke dalam sistem. Mengatur berkaitan dengan bagian-bagian
data beserta subjeknya hingga dapat memberikan konteks. Memperbaiki artinya
menambah nilai dengan mengungkapkan hubungan antardata, melakukan sintesis, dan
abstraksi. Menyebarluaskan adalah mendapatkan pengetahuan bagi penerima dalam
bentuk yang dapat digunakan. Hal yang paling sulit untuk diotomatisasikan dalam
proses-proses ini adalah perbaikan.
Komentar
Posting Komentar