SIKLUS KONVERSI
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Sistem
Informasi Akuntansi yang dibina
oleh Ibu Dyah
Aju
Oleh:
Devi Dwi Jayanti 409422421136
Ayu Puspitasari 409422421137
Bayu Arianto 409422421
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
April 2010
LINGKNGAN MANUFAKTUR TRADISONAL
Siklus konversi tradisional terdiri atas dua subsistem: sistem produksi dan
sistem akuntasi biaya. Sistem Produksi(production
system) melibatkan perncanaan, penjadwalan, dan pengendalian produk fisikdi
sepanjang proses produksi. Sistem Akuntansi Biaya(cost accounting system) memonitor arus informasi biaya yang
berkaitan dengan produksi.
SISTEM PRODUKSI
Tergantung dari produk yan diproduksi, perusahaan menggunakan salah satu
dari berbagai metode produksi berikut ini:
1.
Pemrosesan berkelanjutan membuat produk yang sama melalui
rangkaian yang berkelanjutan berbagai produk standar. Biasanya, dibawah
pendekatan ini perusahaan mencoba menyimpan persediaan barang jadi pada tingkat
yang dibutuhkan untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Perkiraan
penjualan bersama dengan informasi tingkat persediaan saat ini adalah pemicu
proses ini.
2.
Pemrosesan batch menghasilkan bebagai kelompok (batch)
yang berbeda. Tiap barang dalam batch
hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi yang sama. Ini adalah
metode produksi yang paling umum. Metode ini digunakan untuk memproduksi
berbagai produk seperti mobil, perlengkapan rumah tangga, dan komputer.
3.
Pemrosesan berdasarkan
pesanan melibatkan
pembuatan berbagai produk yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Proses ini diawali oleh pesanan penjualan, bukan oleh tingkat persediaan yang
menurun.
DOKUMEN DALAM PEMROSESAN BATCH
Berbagai dokumen yang memicu serta mendukung aktivitas batch, antara lain:
1.
Prakiraan penjualan (sales
forecast) menunjukkan perkiraan permintaan barang jadi perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Fungsi pemasaran biasanya menghasilkan perkiraan
permintaan tahunan berdasarkan produk.
2.
Jadwal produksi (production
schedule) adalah rencana dan otorisasi formal untuk memulai produksi.
Dokumen ini menjelasakan berbagai produk yang akan dibuat, jumlah yang akan
dirpoduksi dalam tiap batch, serat
jadwal produksi untuk memulai serta menyelesaikan produksinya.
3.
Daftar kebutuhan bahan baku (
bill of material-BOM)
yang menspesifikasikan berbagai jenis dan jumlah bahan baku serta berbagai
subperakitan yang digunakan dalam memproduksi sebuah unit barang jadi.
Kebutuhan bahan baku untk seluruh batch
ditetapkan dengan mengalikan BOM denganjumlah barang dalam batch.
4.
Lembar proses kerja (route
sheet) menunjukkan alur
produksi suatu batch produk yang
harus didikuti selama proses produksi. Secara konseptual lembar proses kerja
ini sama dengan BOM.
5.
Perintah kerja, atau perintah produksi (work order/production order) dibuat
berdasarkan BOM dan lembar proses kerja untuk menspesifikasikan bahan baku dan
produksi (mesin, perakitan, dll) untuk
tiap batch.
6.
Lembar perpindahan (move
ticket), mencatat pekerjaan yang dilakukan di tiaptempat kerja serta
mengotorisasi perpindahan pekerjaan atau batch
dari satu tempat kerja ke tempat berikutnya.
7.
Permintaan bahan baku (material
requistion) mengotorisasi
karyawan gudang untuk mengeluarkan bahan baku (dan superakitan) ke orang-orang
atau tempat kerja dalam proses produksi.
PROSES PRODUKSI BATCH
Tahap ini melibatkan dua
prosedur: spesifikasi permintaan kebutuhan bahan baku dan
operasional (materials and operations
requirement)serta penjadwalan produksi.
Membuat kebutuhan bahan baku untk sebuah batchdalam perincian produk tertentu adalah menganalisis apa yang
dibutuhkan dibandingkan apa yang tersedia dalam persediaan bahan baku.
Determinan utama untuk permintaan bahan baku dan kebutuhan operasioanl adalah prediksi
penjualan, laporan status persediaan, dan spesifikasi teknis untuk barang jadi.
Ketika memproduksi batch yang
nonstandar atau produk yang berdasar pesanan spesifikasi bahan baku dan operasi
bisa saja jadi sangat penting karena kebutuhan analisis terperinci yang
dibutuhkan untuk membuat BOM dan lembar proses kerja. Hal lain yang juga
dihasilkan dari tahap perencanaan dan pengendalian produksi adalah permintaan
pembelian (jika dibutuhkan) untuk tambahan bahan baku.
Prosedur kedua yang dilakukan di bawah tahap perencanaan dan pengendalian
produksi adalah penjadwalan produk. Jadwal untuk operasi produksi tersebut
dibuat oleh staf administrasi penjadwalan produk dan didasarkan pada informasi
yang diberikan dalam BOM serta lembar proses kerja. Perintah kerja, lembar
perpindahan, dan permintaan bahan baku yang dibuat oleh staf administrasi
bagian penjadwalan tersebut berpindah melalui berbagai tempat kerja sesuai
dengan lembar proses kerjanya.
Tahap produksi dimulai ketika para pekerja mendapat bahan baku dari staf
gudang sebagai ganti dari permintaan bahan baku. Sebagai bukti bahwa tahap
produksi ini telah selesai, sebuah salinan dari lembar perpindahan dikirimkan
kembali ke bagian perencanaan dan pengendalian produksi untuk memperbarui file perintah kerja terbuka. Setelah
menerima lembar perpindahan terakhir, file
perintah kerja terbuka akan ditutup. Sdperti yang dapat diperkirakan, tempat
kerja juga memiliki peran penting dalam pencatatan biaya jam kerja tenaga keja,
pekerjaan ini ditangani oleh para supervisor.
Tahap selebihnya dari sistem produksi adalah pengendalian perseidaa, yang
memiliki 3 fungsi penting dalam proses produksi:
1.
Memicu keseluruhan proses dengan menyediakan
laporan status persediaan bahan baku dan barang jadi bagi perencanaan dan
pengendalian produksi.
2.
Personel bagian pengendalian persediaan secara
terus menerus terlibat dalam pembaruan record
persediaan bahan baku berdasarkan permintaan bahan baku, permintaan tambahan
bahan baku, dan lembar pengembalian bahan baku
3.
Setelah menerima perintah kerja dari tempat kerja
yang terakhir, bagian pengendalian persediaan akan mencatat produk yang jadi
dalam record persediaan barang jadi
MODEL EOQ
Tujuan dari pengendalian
persediaan adalah untuk meminimalkan biaya persediaan dengan tetap memastikan bahwa
terdapat persediaan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi permintaan saat
ini. Model persediaan yang paling sederhana dan umum digunakan adalah model
jumlah pesanan ekonomi (economic order
quantity). Akan tetapi model EOQ didasarkan pada asumsi yang tidak selalu
mencerminkan kenyataan ekonomi.
Tujuan
dari model EOQ adalah untuk mengurangi biaya persediaan. Parameter penting
dalam model ini adalah biaya penggudangan dan biaya pemesanan. Figur dibawah
ini menggambarkan hubungan antara berbagai biaya ini dengan jumlah pesanan.
Ketika jumlah pesanan naik, jumlah kegiatan pemesanan menurun, hingga
menyebabkan biaya total per tahun untuk memesan menurun. Akan tetapi, ketika
jumlah yang dipesan naik, rata-rata persediaan yang dimiliki akan naik,hingga menyebabkan
biaya penggudangan persediaan tahunan total akan naik.
Biaya tahunan
kurva biaya
total
gabungan
Kurva Biaya total Penyimpanan
Biaya
persediaan
minimum
Jumlah pesanan
Jumlah
Pesanan
Optimal
Persamaan berikut
ini digunakan untuk menghitung EOQ
Dimana:Q = jumlah pesanan ekonomi
D = permintaan tahunan dalam unit
S = biaya tetap untuk memasukkan tiap pesanan
H = biaya menyimpan atau penggudangan per unit
per tahun
Titik pemesanan ulang (reorder point-ROP) biasanya dihitung sebagai berikut:
ROP = I X d
dengan : I = waktu tunggu
d = permintaan harian (permintaan total/jumlah
hari kerja)
SISTEM AKUNTANSI BIAYA
Subsistem akuntansi biaya
dalam siklus konversi mencatat berbagai pengaruh peristiwa yang terjadi dalam
proses produksi. Proses akuntansi biaya untuk suatu operasi produksi dimulai
ketika bagian perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah salinan dari perintan
kerja yang asli ke bagian akuntansi biaya.
Ketika bahan baku dan tenaga kerja ditambahkan di sepanjang proses
produksi,berbagai dokumen yang mencerminkan peristiwa-peristiwa ini mengalir
masukke bagian akuntansi biaya. Penerimaan lembar perpindahan yang terakhir
untuk suatu batch menandakan
selesainya proses produksi.
PENGENDALIAN DALAM LINGKUNGAN TRADISIONAL
OTORISASI TRANSAKSI
Berikut ini
menjelaskan prosedur otorisasi transaksi dalam siklus konversi:
1.
Dalam lingkungan manufaktur tradisional, aktivitas
produksi diotorisasikan oleh bagian perencanaan dan pengendalian produksi
melalui perintah kerja yang formal. Dokumen ini mencerminkan kebuthan produksi,
yang merupakan selisih antara perkiraan permintaan atas produk (didasarkan pada
perkiraan penjualan) dan persediaan baran jadi yang dimiliki.
2.
Lembar perpindahan ditandatangani oleh suprvisor
tiap tempat bekerja untuk mengotorisasi berbagai aktivitas di tiap batchdan untuk perpndahan produk melalui
berbagai tempat kerja
3.
Permintaan bahan baku dan permintaan tambahan
bahan baku mengotorisasi staf gudnag untukj mengeluarkan bahan baku ke berbagai
tempat kerja
PEMISAHAN TUGAS
Tujuan pengendalian lainnya adalah untuk
memisahkan penyimpanan catatan dengan penyimpanan aktiva. Berikut ini pemisahan
yang berlaku:
1.
Bagian pengendalian persediaan memelihara record akuntansi atas persediaan bahan
baku (raw material- RM) dan barang
jadi (FG). Akivitas ini tetap dipisahkan dari fungsi penyimpanan bahan baku di
gudang dan dari penggudangan barang jadi, yang memiliki kewajiban penyimpanan
untukberbagi aktiva ini
2.
Begitu pula, fungsi akuntansi biaya untuk barang
dalam proses seharusnya dipisahkan dari tempat kerja dalam proses produksi.
Terkhir untuk mempertahankan independensi fungsi buku besar sebagai tahap
verifikasi, departemen buku besar (genegral
ledger) harus terpisah dari departemenn yang mencatat buku pembantu berbagai
akun. Oleh karenanya, departemen GL secara organisasional terpisah dari
pengendalian persediaan dan akuntansi biaya.
SUPERVISI
Berikut ini
adalah prosedur supervisi yang berlaku dalam siklus konversi:
1.
Supervisor dlam berbagai tempat kerja mengawasi
penggunaan bahan baku dalam proses produksi.
2.
Supervisor juga mengamati dan melihat kembali
aktivitas pencatatan waktu kerja.
PENGENDALIAN AKSES
Siklus konversi memungkinkan akses langsung dan tidak langsung ke aktiva.
Akses Langsung ke Aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses
produksi mempengaruhi berbagai jenis pengendalian akses yang dibutuhkan
1.
Perusahaan seringkali membatasi akses ke berbagai area
sensitif seperti gudang , tempat kerja produksi dan gudang barang jadi. Metode
pengendalian yang digunakan meliputi kartu identifikasi, petugas keamanan,
peraltan pengamatan, dan berbagai sensor serta alarm elektronik.
2.
Penggunaan biaya standar memberikan suatu jenis
pengendalian akses. Untuk mendapatkan tambahan jumlah akan membutuhkan
otorisasi khusus dan dokumentasi formal.
Akses Tidak Langsung ke
Aktiva. Aktiva,
seperti kas dan persediaan dapat dimanioulasi melalui akses ke berbagai dokumen
sumber yang mengendalikannya. Dalam siklus konversi,berbagai dokumen yan
penting meliputi permintaan bahan baku, permintaaan tambahan bahan baku, dan
kartu kerja karyawan.
PENCATATAN AKUNTANSI
Tujuan dati
teknik pengendalian ini adalah untuk membuat audit untuk tiap transaksi. Dalam
siklus konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja, lembar
biaya, lembar perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file WIP
dan file persediaan barang jadi.
VERIFIKASI INDEPENDEN
Berbagai tahapan
verifikasi siklus konversi dilakukan berikut ini:
1.
Bagian akuntansi biaya merekonsiliasi penggunaan
bahan baku dan tenaga kerja yang diambil dari permintaan bahan baku dan lembar
pekrjaan dengan standar yang telah ditetapkan.
2.
Bagian buku besar juga memiliki fungsi verifikasi
yang penting melalui pemeriksaan perpindahan total produk dari WIP hingga
barang jadi.
3.
Terakhir, auditor internal dan eksternal secara
berkala akan memverifikasi persediaan bahan baku dna persediaan barang jadi
yang dimiliki melalui perhitungan fisik.
LINGKUNGAN MANUFAKTUR KELAS DUNIA
Dalam dua dekade terakhir ini,
proses menufaktur mengalami banyak perubahan radikal karena perusahaan ingin
mencapai status kelas dunia.
FLEKSIBILITAS PRODUKSI
Para pelanggan modern menginginkan
produk berkualitas, mereka menginginkannnya dengan segera dan ingin ada
berbagai pilihan. Profil permintaan ini membebankan konflik dasar bagi produsen
tradisional, yang orientasi pada lingkungan terstruktur dan tidak fleksibelnya,
menghambat sehingga tidak efektif dalam lingkungna ini.
Sebaliknya, para pesaing kelas dunia
memenuhi berbagai tantangan konsumerisme modern mealalui sistem produksi
fleksibel. Mencapai fleksibilitas produksi(manufacturingflexibility)
menggabungkan 4 karakteristik:
1.
Reorganisasi fisik pabrik
2.
Otomatisasi proses produksi
3.
Pengurangan persediaan
4.
Kualitas produk yang tinggi
REORGANISASI FISIK FASILITAS PRODUKSI
Proses produksi tradisional
cenderung berubah sedikit-sedikit selama beberapa tahun menjadi aktivitas yang
berurutan. Produk bergerak dan mundur serta melintasi ruang pabrik, serta naik
dan turun mealalui berbagi aktivitas yang berbeda. Ketidakefisienan yang
inheren dalam tata letak pabrik tradisional menambah biaya penanganan,waktu
konversi dan bahkan persediaan dalam proses produksi. Selain itu, karena
aktivitas produksi biasanya diatur di sepanjang garis fungsional, terdapat
tendensi adanya kecurigaan antar karyawan.
OTOMATISASI PROSES PRODUKSI
Otomatisasi adalah inti dari
lingkungan produksi yang berfungsi dengan baik. Melalui penggantian tenaga
kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan kernanya
menjadi lebih kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi secara langsung
pada karakteristik operasi lainnya yaitu pengurangan persediaan dan peningkatan
kualitas.
PRODUKSI
TRADISIONAL
Linkungan produksi tradisional
terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-masing dikendalikan oleh seorang
operator. Mesin-mesin ini dan operatornya diatur menjadi berbagai bagian
fungsional, seperti pencampuran, pemotongan,dan pengelasan.
TEKNOLOGI YANG
BERDIRI SENDIRI
Teknologi yan berdiri sendiri
menggambarkna lingkungan dengan keberadan otomatisasi dalam bentuk (pulau) yan
terpisah-pisah dan yang berdiri sendiri dalam lingkungan tradisional. teknologi
yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yan Dikendalikan Numerik Komputer (Computer Numerical Controlled- CNC) yang
dapat melakukan beberapa operasi dangan keterlibatan manusia yan lebih sedikit.
Mesin CNC berisi berbagai program komputer untuk semua bagian yang diproduksi
oleh mesin tersebut.
PENYEDEHANAAN
PROSES
Penyederhanaan proses berfokus pada pengurangan kompleksitas tata letak
fisik produksi di lantai pabrik.Berbagai jenis mesin CNC akan diatur dalam sel
untuk menghasilkan sebuah bagian lengkap dari awal hingga akhir di satu lokasi.
PRODUKSI YANG
DIINTEGRASIKAN DENGAN KOMPUTER
Produksi yang diintegrasikan dengan
komputer adalah lingkungan yang terotomatisasi penuh. Pabrik CIM diatur menjadi
dua sel teknologi yang tidak menggunakan tenaga kerja manusia dalam proses
produksi.
Sistem Penyimpanan dan Penarikan Otomatis. Banyak perusahaan dapat meningkatkan
produktifitas da profitabilitasnya dengan mengganti forklif beserta operator
manusianya dengan sistem penyimpanan dan penarikan otomatis. Manfaat operasional
dari teknologi AS/RS ini jika dibandingkan dengan sistem manual meliputi
penurunann kesalahan, perbaikan, pengandalian persediaan, dan biaya penyimpanan
yang lebih rendah.
Robotica.Melibatkan penggunaan robot, mesin CNC khusus yang
digunakan dalam lingkungan berbahaya atau untuk melakukan berbagai pekrjaan
berbahaya dan monoton yang cenderung dapat menyebabkan kecelakaan.
DESAIN BERBANTUAN
KOMPUTER
Para teknisi menggunakan desain berbantuan komputer (computer aided design –CAD) untuk
mendesain produk yang lebih baik secara lebih cepat. Sistem CAD meningkatkan
produktivitas teknisi, meningkatkan akurasi dengan otomatisasi pekerjaan desain
yang berulang, memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih responsif pada
permintaan pasar, dan menghubungkan sistem CAM dan MRP II, serta lingkungan
eksternal.
Teknologi CAD
telah sangat banyak mempersingkat waktu antara desain awal denganakhir. Hal ini
memungkinkan perusahaan menyesuaikan produksinya secara cepat dengan perubahan
dalam permintaan pasar. Komunikasi ini juga memungkinkan produsen kelas dunia
untuk menerima spesifikasi desain secara elektronik dari para pelanggan dan
pemasoknya untuk dipertimbangkan.
PRODUKSI
BERBANTUAN KOMPUTER
Produksi
berbantuan komputer (computer aided
manufacturing-CAM) berfokus pada pabrik dan penggunaan komputer untuk
mengendalikan proses produksi secara fisik. Kini, CAM mebrikan presisi,
kecepatan, dan pengendalian yang lebih baik daripada proses produksi oleh
manusia. Tujuan dibalik CAM adalah untuk menggantikan
tenaga kerja melalui otomatisasi. Sistem CAM memonitor dan mengendalikan proses
produksi serta urutan pekerjaan malalui penggunaan pengendali proses,
pengendali numerik, dan perlengkapan robot. Beberapa keuntungan dari penggunaan
sistem CAM yaitu peningkatan produktivitas proses, perbaikan perkiraan biaya
dan waktu, perbaikan pengawasan proses, perbaikan kualitas proses, penurunan
waktu penyetelan, dan pengurangan biaya tenaga kerja.
MRP II, EDI, dan
ERP
Perencanaan sumber daya
produksi (manufacturing resources planning-MRP II)
adalah perluasan dari konsep sederhana yang masih digunakan dan disebut sebagai
sistem perencanaan permintaan bahan baku
(materials requirements planning-MRP).
MRP hanyalah versi otomatis dari proses perencanaan dan pengendalian proses
produksi yang tradisional.
MRP II adalah sistem dan filosofi untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas
seluruh perusahaan. Oleh karenanya, MRP II menggabungkan berbagai teknik untuk
melaksanakan perencanaan produksi, memberika umpan balik, dan mengendalikan
proses. Sejumlah manfaat dari sistem MRP II yang sangat terintegrasi, dalam
hal-hla berikut ini:
Ø Perbaikan layanan
pelanggan
Ø Pengurangan investasi
pada persediaan
Ø Peningkatan
produktivitas
Ø Perbaikan arus kas
Ø Bantuan dalam
mencapai tujuan strategis jangka panjang
Ø Bantuan dalam
mengelola perubahan
Ø Fleksibilitas dalam
proses produksi
MRP II telah
berubah perlahan menjadi piranti lunak canggih yang disebut sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP). ERP
dapat menghitung kebutuhan sumber daya, pembuatan jadwal, mengelola perubahan
konfigurasi produk, memungkinkan
perubahan terencana di masa mendatang dalam hal produk, dan memonitor
produksi di pabrik.
Selain itu, ERP menyediakan fungsi
entri pesanan, penerimaan kas, pengadaan, dan pengeluaran kas bersama dengan
kemampuan pelaporan keuangan serta manajerial penuh. Perusahaan kelas dunia
akan memiliki sistem ERP yang dapat berkomunikasi secara eksternal dengan para
pelanggan dan pemasoknya melalui pertukaran
data elektronik (electronic data
interchange-EDI). EDI adalah
elemen penting dalam banyak sistem perdagangan elektronik.
PENGURANGAN
PERSEDIAAN
Simbol dari perusahaan kelas dunia
adalah keberhasilannya dalam menggurangi persediaan. Perusahaan kelas dunia
hanya memiliki persediaan untuk beberapa hari atau kadang hanya untuk beberapa
jam.
SISI BURUK
PERSEDIAAN
ada 3 alasan penting mengapa
perusahaan lebih baik mengurangi persediaanya:
1.
Persediaan membutuhkan biaya. Persediaan mewakili
investasi dalam bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang tidak dapat direalisasikan sampai dijual.
2.
Persediaan menyamarkan masalah produksi.
3.
Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat
menimbulkan kelebihan produksi.
BAGAIMANA
PERUSAHAAN DAPAT MENGURANGI PERSEDIAAN
Perusahaan yang telah berhasil
mengurangi persediaan mengadopsi model produksi just-in-time (JIT). JIT adalah filosofi yang menyerang berbagai
masalah produksi yang sebelumnya dijelaskan, melalui penyederhanaan proses
serta pengurangan persediaan.
KUALITAS PRODUK
Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas
penting bagi produsen kelas dunia. Pertama, kualitas yang buruk sangat mahal
untuk perusahaan, Kedua, kualitas adalah dasar persaingan produsen kelas dunia.
BAGAIMANA
PERUSAHAAN DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS
Maelalui deteksi
masalah secara dini, perusahaan dapat mengelola dengan lebih baik situasi
tersebut. Alternatifnya adalah prosedur pengendalian kualitas akhir proses yang
tradisional. Produsen dapat menemukan, walaupun terlambat, bahwa seluruh batch cproduknya harus dibuang.
Pengendalian proses secara statistik (statistical
process control) adalah metode untuk mengendalikan sistem produksi
otomatis.
PERUBAHAN DALAM TEKNIK AKUNTANSI
APA YANG SALAH
DALAM INFORMASI AKUNTANSI TRADISIONAL?
Berikut adalah berbagai kelemahan
sistem akuntansi tradisional yang paling banyak disebutkan:
Alokasi Biaya yang Tidak
Akurat. Sistem
akuntansi tradisional tidak secara akurat menelusuru biaya ke produk dalam
proses. Dalam lingkungan manufaktur
tradisional, tenaga kerja langsung adalah komponen yang jauh lebih besar
dalam harga pokok produksi daripada dalam lingkungan CIM. Di pihak lain, overhead merupakan elemen biaya yang
jauh lebih signifikan dalam produksi berteknologi tinggi. Agar alokasi
tradisionalbenar, maka harus ada hubungan langsung antara tenaga kerja dengan
teknologi. Ketika pul biaya besar dan metode alokasi bersifat ambigu, kesalahan
perhitungan dalam membebankan tenaga kerja akan mekin besar dalam perhitungan overhead. Tanpa informasi biaya yang
akurat, perusahaan tidak dapat:
1.
Berfokus pada pasar yang menguntungkan
2.
Melayani pelanggan yang mengntungkan
3.
Secara akurat mengukur biaya desain produk
4.
Secara akurat mengukur biaya desain proses
Ketinggalan Waktu. Data akuntansi tradisional untuk
pelaporan manajemen pada dasarnya adalah data historis. Akan tetapi, para
manajer pabrik dalam latar belakang JIT membutuhkan informasi segera mengenai
penyimpangan yang abnormal. Mereka harus mengetahui secara real time kerusakan mesin atau robot yang tidak terkendali.
Informasi setelah kejadian adalah terlalu terlambat dan tidak berguna.
Orientasi Keuangan. Orientasi informasi akuntansi tradisional
tidak secara memadai mengidentifikasi produk atau proses yang tidak benar. Data
akuntansi menggunakan nilai uang sebagai unit standar pengukuran dalam
perbandingan antar berbagai bagian yang dievaluasi. Keputusan untuk
menghubungkan berbagai area fungsional dan tingkat manajemen yang berbeda dalam
perusahaan membutuhkan informasi yang pada dasarnya tidak sama. Kebutuhan ini
meliputi fungsionalitas produk atau proses, peningkatan kualitas produk, dan
penurunan waktu pengiriman. Berbagai usaha untuk memaksa agar data ini masuk ke
dalam ukuran keuangan biasa dapat membiaskan masalah dan mendorong timbulnya
keputusan yang kurang baik.
Penekanan Pada Biaya
Standar. Akuntansi
yang konvensional menekankan pada biaya standar dan analisis varian. Tujuan
yang mendasari konvensi ini tidak lagi relevan dalam lingkungan manufaktur yang
baru, seperti yang dapat dilihat , metode produksi modern banyak menggunakan
modal dan mengasumsikan tingkat kecacatan nol dalam bahan baku dan proses.
Dalam situasi ini, varian tradisional tidak penting. Ketika cacat,
penyimpangan, atau aktivitas tidak terkendali terjadi, para manajer perlu
mengetahuinya dengan segera.
BAGAIMANA CARA
MENGATASI MASALAH-MASALAH INI?
Banyak perusahaan kelas dunia yang
telah menemukan solusi atas berbagai masalah ini melalui perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC). ABC
adalah sistem informasi yang memberi para manajer informasi mengenai berbagai
aktivitas dan objek biaya. Kita pertam-tama mendefinisikan istilah ini:
Aktivitas (activity)menjelaskan pekerjaan yang dilakukan dalam
perusahaan. Membuat pesanan pembelian, mempersiapkanproduk untuk pengiriman,
atau mengoperasikan mesin bubut adalah contoh aktivitas.
Objek biaya(cost object) adalah alasan untuk melakukan kativitas.
Alasan ini meliputi produk, jasa, pemasok, dan pelanggan.
Tahap pertama dalam pendekatan ABC adalah menentukan biaya aktivitas. Biaya
aktivitas kemudian dibebankan ke objek biaya terkait melalui penggerak
aktivitas. Faktor ini mengukur konsumsi aktivitas oleh objek biaya. ABC
mengalokasikan biaya ke produk secara lebih akurat daripada metode tradisional.
Untuk menekankan perubahan perbedaan yang mungkin terjadi antar berbagai metode
ini. Melalui informasi biaya yang lebih baik, perusahaan dapat secara lebih
baik menganalisis keputusan yang penting.
PERUBAHAN DALAM PELAPORAN INFORMASI
MANAJEMEN
AKTIVITAS
Manajemen aktivitas harus merupakan
usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk perbaikan. Terdapat dua tujuan dasar
yan mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:
1.
Para manajer harus harus menggunakan berbagai
sumber daya ke aktivitas yang menghasilkan manfaat maksimal
2.
Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki
berbagai faktor yang paling penting bagi para pelanggarnya.
Mengevaluasi Aktivitas Produksi. Kebutuhan informasi mengenai informasi
telah mengarahkan pada perkembangan generasi kedua ABC. Dimensi yang vertikal
adalah model pembebanan biaya. Dimensi ini menunjukkan dahulu alokasi biaya ke
aktivitas baru ke objek biaya. Dimensi horizontal adalah model proses. Dimensi
ini mencerminkan kebutuhan perusahaan akan kategori informasi baru mengenai
penyebab timbulnya aktivitas dan pengukuran kinerja untuk berbagai aktivitas
tersebut.
Mengidentifikasi Aktivitas
yang Tidak Penting.
Aktivitas tidak penting tidak menambah nilai dan seharusnya ditiadakan.
Contohnya, dalam lingkungan produksi tingkat cacat nol, aktivitas pengendalian
kualitas tradisional pada akhir proses menjadi tidak penting. Begitu pula,
dalamlatar belakang ini, aktivitas akuntansi tradisional untuk menghitung
varian penggunaan bahan baku dan akuntansi untuk menghitung pembuangan tidak
meiliki nilai bagi perusahaan.
Mngidentifikasi penggerak biaya Pengurangan aktivitas yang
tidak penting tergantung pada identifikasi penggerak biaya secara tepat.
Penggerak biaya (cost driver) adalah penyebab timbulnya biaya. Para manajer tidak
dapat mengelola aktivitas yang tidak penting kecuali mereka memahami tekanan
penggeraknya.
Membandingkan aktivitas dengan baku
mutu. Dalam menilai tambahan nilai aktivitas, para manajer sering kali
membandingkan berbagai aktivitas utama dengan aktivitas yang sama di perusahaan
tersebut atau di perusahaan lain. Hal ini disebut sebagai penentuan baku mutu (benchmarking).
Membuat hubungan antara aktivitas utama. Koordinasi yang
efektif membutuhkkan informasi yang menghubungkan pegambilan keputusan dan
ukuran kinerja denga faktor kunci keberhasilan (critical succes factor-CSF) perusahaan. CSF adalah bagian-bagian
yang begitu penting hingga kegagalan dalam memenuhi salah satu diantaranya akan
menyebabkan perusahaan gagal. Walaupun CSF dapat berbeda antar perusahaan,
berbagai kategori umum berikut ini berlaku di kebanyakan perusahaan.
v
Kualitas produk.
v
Kualitas proses
v
Layanan pelanggan
v
Manajemen sumberdaya dan
v
Fleksibilitas
SISTEM INFORMASI
KELAS DUNIA
Kunci dari
sistem informasi kelas dunia (world class
information syste-WCIS) adalah integrasi semua komponen fungsi dan
teknologi sistem. Integrasi adalah perekat yang mengikat berbagai sistem
bersama dan meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya bedasarkan
aktivitas, perecanaan bahan baku, peremcanaan kapasitas, pengendalian
persediaan, daftar kebutuhan bahan baku, jadwal produksi induk, perkiraan,
entri pesanan, CAD, CAM, dan saluran komunikasi EDI.
KARAKTERISTIK SISTEM
INFORMASI TRADISIONAL
Lingkungan
produksi tradisional, teknologi umumnya digunakan secara tidak beraturan dan
tanpa rencana. Hasilnya adalahberbagai teknologi berdiri sendiri yang tidak
terintegrasi dan sering kali dapat diintegrasikan hanya dengan biaya yang
tinggi. Teknoogi informasi yamg digunakan, oleh produsen tradisional biasanya
akan terdiri atas sebuah mainframe
yang nmenangani berbagai fungsi utama akuntansi. Mainframemungkin akan memiliki beberapa jenis perhitungan biaya
pekerjaan dan sistem pengendalian persediaan untuk barang jadi dan bahan baku. Akan tetapi dalam
banyak lingkungan produksi traadisional, sistem akuntansi biaya tetap dalam
komputer pribadi (personal computer-PC)
terpisah. Produsen tradisional menggunakan PC untuk mengatasi masalah bisnis
independen, dam konektivitias ke mainframe
melalui jaringan adalah hal terakhir yang diperkirakan dan dianggap
menyulitkan. Sistem informasi produsen tradisional dangat tergantung pada
transaksi berbasisi kertas, yang harus dimasukkan dan dimasukan kembali ke
komputer sejalan dengan perpindahan dokumen kertasnya dari satu bagian ke
tempat kerja, atau ke bagian berikutnya. Jaringan telekomunikasi produsen
tradisional biasanya dibatasi untuk lingkungan internal perusahaan.
SAP: CONTOH SISTEM INFORMASI KELAS DUNIA
SAP AG
adalah perusahaan jerman yang didirikan pada tahun 1972 di Waldorf Jerman, oleh
bebrapa karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk menciptakan
paket bisnis terintegrasi yang dapat melayani perusahaan besar dalam industri
manufaktur.
SAP R/3
Produk
terpenting SAP disebut sebagai SAP R/3. ini adalah sistem berbasis klien atau
server (jenis khusus dari arsitektur jaringan) yang beroperasi di bawah
sejumlah sistem operasi dan konfigurasi jaringan. SAP R/3 bekerja dalam
berbagai platform peranti keras. Arsitektur R/3 adalah struktur hierarkis.
Dasarnya adalah lapisan pertama dalam dasar tempat R/3 dibuat. Basis datanya,
yang dapat didistribusikan di antara berbagai komputer, adalah lapisan terakhir
dalam sistem tersebut. R/3 ,menyediakan model bisnis siap pakai yang mendukung
ratusan proses bisnis yang diatur dalam 4 kategori umum berikut ini:
- Keuangan
- Logistik
- Sumberdaya manusia
- Pendukung proses bisnis
ISU PENGENDALIAN
DALAM WCIS
LINGKUNGAN TANPA KERTAS
Dokumen
kertas akan dicetak, ditangani, dan disimpan hanya jika benar-benar dibutuhkan.
Sebagian dari pengurangan kertas berasal dari penggunaan otomatis data sumber
secara ekstensif, terrutama dengan kode baris. Lingkungan tanpa kertas tersebut
memiliki dampak signifikan atas sistem pengendalian internal perusahaan.
Hasilnya adalah bukti pengendalian akan dapat ditemukan dalan format yang dapat
dibaca oleh mesin dan yang dapat berada di lokasi yang tidak menembus berbagi
batasan organisasional tradisional.
TRANSAKSI OTOMATIS
Berdasarkan kejadian peristiwa seperti penerimaan pesanan
penjualan atau persediaan yang jatuh di titik pemesanan ulang, transaksi akan
secara otomatis dijalankan oleh sistem MRP dan ditranmisikan melalui EDI.
Dengan tidak adanya keterlibatan manusia dalam sistem pemrosesan transaksi,
kekhawatiran akan pengendalian terpusat pada validitas, kelengkapan, dan
akurasi berbagai transaksi yang dihasilkan secara otomatis.
PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN JARINGAN.
WCIS akan didesain disekitar rangkaian local area network, minikomputer, dan atau mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitektur
jaringan dapat melibatkan distribusi basis data atau tanggung jawab pemrosesan
transaksi di antara berbagai pengguna di beberapa lokasi. Teknologi
terdistribusi memiliki berbagai implikasi dalam hal akurasi dan konsistensi
catatan akuntansi.
thenks gan atas materinya,sukses trus blognya.
BalasHapusmakasih. persis di buku...
BalasHapus