Langsung ke konten utama

PENGAUDITAN II: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AUDIT


  1. Pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik dapat tercapai. >>SETUJU
Karena pada dasarnya Pengendalian Internal dapat disimpulkan sebagai suatu PERENCANAAN yang terdiri dari metode-metode maupun struktur organisasi yang digunakan untuk menjaga kinerja manajemen suatu organisasi agar berjalan dengan baik.

Dalam beberapa referensi dijelaskan pula pengertian Pengendalian Internal dalam audit, diantaranya:
  • Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

  • Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan,Pelaporan Keuangan yang handal dan Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan.


  1. Jika auditor menyimpulkan setelah mengevaluasi pengendalian internal klien bahwa pengendalian internal berjalan efektif maka lingkup pemeriksaan pada waktu melakukan substansi test bisa dipersempit.

>>SETUJU
Karena hal ini sesuai dengan hubungan pengendalian internal dengan ruang lingkup (scope) pemeriksaan. Dalam hubungan ini dijelaskan jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah,kemungkinan terjadi kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Sebaliknya jika pengendalian intern sudah berjalan efektif scope pemeriksaan bisa dipersempit. Dalam hal ini audit tidak perlu bukti audit yang terlalu banyak, seperti konfirmasi atas piutang, observasi persediaan dll.
Ketika auditor sudah mendapati bahwa suatu entitas perusahaan mempunyai pengendalian internal yang baik dan sudah menerapkannya secara efektif dan konsisten maka keandalan laporan keuangan perusahaan tersebut dapat dipercaya.Dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas pengendalian internal dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.
  1. Adanya pengendalian intern yang sangat baik biasanya tidak dapat menemukan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pegawai secara individu tetapi akan segera menemukan kecurangan-kecurangan yang dilakukan dengan kerjasama beberapa pegawai.

>>TIDAK SETUJU
Karena dengan adanya pengendalian internal yang baik dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilakukan dengan baik. Suatu entitas JUSTRU akan lebih mudah menemukan kesalahan, kecurangan dan tindakan penipuan yang dilakukan oleh seorang individu. Dengan adanya pengendalian internal yang sangat baik tidak memungkinkan seorang individu berbuat kecurangan, atau dalam kata lain kemungkinan kesalahan yang dilakuakn individu sangat kecil karena mudah dilacak dan dikendalikan.

Misalnya saja dalam pengendalian keamanan harta perusahaan yang berupa kas, tentu sebuah perusahaan menerapkan beberapa sistem untuk mengendalikan aktiva ini, seperti menaruh kas yang ada diperusahaan dalam brankas sebelum disetor ke bank, setiap hari harus menyetor kas ke bank dan mengarsipkan slip atau dokumen setoran. Hal ini memperkecil resiko kecurangan yang akan dilakukan oleh individu (kasir) dalam menggelapkan uang.
Keadaan ini akan sangat berbeda jika kecurangan dan pencurian kas tersebut dilakukan oleh beberapa orang atau manajemen, tentu auditor akan lebih sulit melacaknya. Meskipun pengenalian internal dalam sebuah perusahaan sudah bagus bila tidak ada kerjasama antara SDM atau semua individunya maka pengendalian tersebut tidak akan berjalan efektif sehingga mengesampingkan fungsi pengendalian intern yang ada. Dalam hal ini pengendalian inter bisa gagal.

  1. Standar pekerjaan lapangan keempat berbunyi: “bukti transaksi (bukti audit) kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”

>TIDAK SETUJU. Standar pekerjaan lapangan diatas bukan yang keempat namun yang ketiga.
3 standar pekerjaan lapangan audit adalah:
  • Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”
  • Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.”
  • Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.”

>>TIDAK SETUJU dengan pernyataan standar pekerjaan lapangan yang ketiga yang menyatakan bahwa bukti audit kompeten..... dst. Karena ukuran validitas bukti audit untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen. Dalam hal ini bukti audit (audit evidence) berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
  1. Dalam melaksanakan pemeriksaannya auditor harus memeriks seluruh transaksi dan bukti-bukti yang terdapat di perusahaan.

>>TIDAK SETUJU
Dalam melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas bukti audit, seorang auditor harus mempertimbangkan beberapa hal. Kecukupan bukti audit tergantung dengan berapa banyak bukti yang akan diambil.
Dalam prosedur BUKTI AUDIT, seorang auditor tidak langsung bertindak mengumpulan semua bukti, tetapi juga harus berdasarkan beberapa faktor dibawah ini:
  • Materialitas : Auditor harus membuat pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas laporan keuangan
  • Resiko audit: Ada hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan.
  • Faktor-faktor ekonomi: Auditor memilih keterbatasan sumber daya yang digunakan untuk memperoleh bukti yang digunakan sebagai dasar yang memadai untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan.
  • Ukuran dan karakteristik populasi: Auditor tidak mungkin menghimpun dan mengevaluasi seluruh bukti yang ada untuk mendukung pendapatnya.

  1. Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan audit, berasal dari pihak klien dan dari pihak ketiga (bank,pelanggan dan lain-lain)

>>SETUJU
Kertas kerja dalam pemeriksaan dapat didefinisikan sebagai SEMUA BERKAS YANG DIKUMPULKAN AUDITOR DALAM MENJALANKAN PROSES AUDIT ATAU PEMERIKSAAN.
Kertas kerja dapat terdiri dari:
Klien > misalnya saja Neraca Saldo, Rekonsiliasi Bank, Analisa Umur Piutang dll
Analisis yang dibuat auditor > misalnya Konsep Laporan Audit dan Management Letter.
Dari Pihak Ketiga > misalnya hasil jawaban konfirmasi piutang,hutang dan Bank

  1. Supaya kertas kerja terlihat baik dan tebal auditor harus sebanyak mungkin memfotocopy dokumen klien seperti BB, kartu piutang dan bukti-bukti pendukung.
>>TIDAK SETUJU
Menurut saya memperbanyak bukti audit itu bukan kriteria BAIK dalam menilai kertas kerja yang digunakan dalam pemeriksaan (audit working papers).
Yang paling penting adalah isi atau substansi dari kertas kerja tersebut. Yang biasanya disusun seperti berikut:

    • Draft laporan audit
    • Laporan keuangan auditan
    • Ringkasan informasi bagi reviewer
    • Program audit
    • Laporan keuangan atau lembar kerja yang dibuat oleh klien
    • Ringkasan jurnal penyesuaian
    • Working trial balance
    • Skedul utama
    • Skedul pendukung

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LANGKAH-LANGKAH, PANDUAN, CARA MENGKRITISI ARTIKEL DAN KRITIK JURNAL

Panduan ini perlu latihan dan latihan agar supaya lebih kritis dan efisien dalam mengkritik sebuah artikel. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut: A.    Tahap Pengumpulan Informasi Awal Pada tahap awal ini, perlu dikumpulkan informasi-informasi yang paling mendasar pada sebuah artikel penelitian ilmiah, seperti 1.    Nama penulis 2.    Judul artikel 3.    Nama jurnal, nomor volume, tanggal, bulan dan nomor halaman 4.    Tujuan penelitian 5.    Hasil/ temuan utama 6.    Kesimpulan umum B.    Tahap Pemberian Kritik Pada tahap pengkritikan sebuah artikel ilmiah, hal yang terpenting adalah kualitas opini pengkritik atas artikel tersebut. Sebelum mulai mengkritik, terlebih dahulu membaca keseluruhan artikel guna mendapatkan gambaran atas isi artikel. Kemudian baca kembali dan mulailah menganalisa dan mengkritik, pada tahapa ini diperlukan lembar catatan atas point point kritikan. Beberapa pertanyaan dibawah ini dapat menjadi acuan dalam mengkritik sebuah artikel ilmiah,

DEFINISI TEKNIK PEMBELAJARAN MENURUT PARA AHLI

Definisi Teknik Menurut Para Ahli       Gerlach dan Ely (Hamzah B Uno, 2009:2). Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai.       Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1158). Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni.       Al Khazin (2010). Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.       Cecep (2008). Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.        Kamus Dewan (Edisi ketiga). Teknik adalah kaedah mencipta sesuatu hasil seni seperti muzik, karang-mengarang dan sebagainya.       Edward M. Anthony Teknik adalah satu muslihat atau strategi atau taktik yang digunakan oleh guru yang mencapai hasl segera yang maksimum pada waktu mengajar sesuatu b

DUNIA PENDIDIKAN : PENGERTIAN PENGANTAR PENDIDIKAN

Pengantar Ilmu Pendidikan Seorang calon pendidik atau guru harus dapat menjelaskan dengan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin. Jawaban yang benar tentang pendidikan tersebut dapat diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsep dasar yang melandasinya, dan wujud dari pendidikan sebagi sistem. Oleh karena itu pengantar ilmu pendidikan sangatlah di perlukan. Ada beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain mengenai definisi menurut para ahli yaitu : 1. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya 2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi 3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara 4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja 5. Pendidikan sebagai pembentukan pembangunan bangsa